Aku terlalu lelah untuk menapak lagi. Barangkali, aku perlu istirahat sejenak dari riuhnya sekelilingku. Memutar kembali film-film usang di dalam pikiran adalah jalan perenungan yang kupilih. Sambil menikmati tempias hujan dan secangkir kopi di balkon kamar. Dingin ini mengigil hingga ke tulang. Kubiarkan. Kunikmati. Entah kenapa aku merasa kosong. Seakan gairah yang selama ini meletup dan menyemangatiku lesap entah ke mana. Perasaan hampa ini seringkali menyinggahiku. Tak sekali, tapi berkali. Hingga, tiba di titik di mana aku merasa tubuhku mati rasa pun jiwaku. Kukatupkan kedua mata dan meneguk tetes terakhir kopi. Pahit bercampur sedikit manis. Seperti hidup. Kubiarkan tubuh ini
↧